Posted on Leave a comment

Menakutkan! Begini Angka Jumbo Import Baju RI dari China

Menakutkan! Begini Angka Jumbo Import Baju RI dari China

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum Federasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengutarakan ada beda data import yang krusial untuk baju menjadi (HS 61 dan HS 62) dan produk yang lain (HS 63). Berdasar datanya, Indonesia mengimpor ke China pada kwartal I-2024 untuk code HS 61 sebesar US$ 118,87 juta, code HS 62 sebesar US$ 87,75 juta, dan code HS 63 sebesar US$ 116,36 juta.
Sementara berdasar data laporan China export ke Indonesia, code HS 61 sebesar US$ 269,57 juta, code HS 62 US$ 247,68 juta, dan code HS 63 US$ 366,23 juta. Data itu, lanjut ia, memperlihatkan ada import yang tidak terdaftar, hingga mengakibatkan beda pendataan data yang lumayan besar.

Di mana untuk selisihnya, ungkapkan Jemmy, code HS 61 selisihnya senilai US$ 150,70 juta, code HS 62 selisihnya senilai US$ 159,93 juta, dan beda import untuk code HS 63 senilai US$ 249,87 juta. “Beda pendataan yang kita tidak paham mengapa selisihnya lumayan lebar, jika kita saksikan dari maklumat harga itu cuma sepertiga,” kata Jemmy dalam Rapat Dengar Opini Umum (RDPU) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu lantas d ikutip Jumat (12/7/2024).

Menurut dia, kesenjangan yang terjadi di antara data import Indonesia dengan data laporan export China memperlihatkan pertanda bahaya, di mana ketahanan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional jadi tidak terbangun, dan Indonesia alami rugi yang serius. “Ya menjadi dapat kita pikirkan mengapa industri TPT satu-persatu berjatuhan,” ujarnya.

Awalnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas menjelaskan, faksinya dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia visit here setuju akan membuat satgas (Satuan tugas) khusus memberantas import ilegal. Ini searah dengan hasilnya penemuan Kemendag bersama Kadin, berkaitan ada ketidaksamaan data import punya BPS dengan data import dari negara aslinya. “Kita dapatkan itu data import kita sama dengan yang di luar negeri perbedaannya jauh, jomplang . Maka data import kita di BPS contohnya US$ 100 juta, data di luar dapat US$ 300 juta, menjadi jauh sekali. Nach ternyata berikut yang kita ingin mencari, di mana ini kelirunya?” ungkapkan ia.

Dia menerangkan, Satuan tugas kerjasama yang dibuat ini nanti akan lakukan pengujian di atas lapangan, untuk pastikan benarkah ada barang import yang masuk ke dalam tanah air secara ilegal. “Kita membuat satuan tugas untuk kelak bersama-sama. Pertama, kita akan lakukan check lapangan, betul tidak barang itu yang ilegal banyak? Kita akan melihat kelak seperti apakah ya. Selanjutnya kelak mungkin telah lama beberapa produk ini code HS yang disalahpergunakan itu seperti apakah , kita akan check ya ini bersama-sama,” terangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *