Posted on

Hari-hari Terakhir Amangkurat I

Kebanyakan berpamor adeg sapu, meski tidak selalu. Keris-keris karya empu ini biasanya untuk menolak api atau mencagah bahaya air/hujan badai. Keris-keris buatan Empu Kuwung dan Empu Tapan dukun pelet yang hidup sejaman dengan jaman keraton Pajajaran. Gaya garapan dan pasikutannya juga mirip dengan Tangguh Pajajaran. “Seperi ayah Raja yang dimakamkan di puncak gunung menantikan dini hari, begitu pula Mangkurat ini dimakamkan di atas bukit buatan, suatu piramida dengan tiga anak tangga, dan di puncaknya didirikan cungkup yang sederhana,” tulis de Graaf.

Tentu saja hal itu tidak pernah lepas dari sejarah masjid ini yang merupakan peninggalan Syekh Samsudin, yang merupakan guru Spiritual Sunan Amangkurat I yang merupakan raja Mataram pada abad ke-16 Masehi. Menurut seorang peneliti Belanda Francois Valentijn, Adipati Anom terlibat dalam kematian Amangkurat I. Dalam bukunya Oud en Nieuw Oost-Indien, Valentijn menyebut jika Adipati Anom memberikan sebutir pil untuk mempercepat meninggalnya sang ayah. Namun de Graaf mempertanyakan tindakan Adipati Anom tersebut. Ia tidak tahu keuntungan apa yang didapat Pangeran Mataram itu dengan membunuh raja yang tengah sekarat tersebut. Toh, hanya persoalan waktu sampai Amangkurat I menutup mata selama-lamanya.

Mungkin, karena dapur keris yang di anggap masuk dalam tangguh Kabudan dan hanya sedikit, hanya dua macam bentuk, yakni jalak buda dan betok buda. Gaya dan pasikutannya mirip dengan buatan Mataram. Keris-keris buatannya bertuah untuk menolak banjir (toya) dan api (latu).

Kebanyakan berpamor adeg sapu, meski tidak selalu. Keris-keris karya empu ini biasanya untuk menolak api atau mencagah bahaya air/hujan badai. Keris-keris buatan Empu Kuwung dan Empu Tapan yang hidup sejaman dengan jaman keraton Pajajaran. Gaya garapan dan pasikutannya juga mirip dengan Tangguh Pajajaran. “Seperi ayah Raja yang dimakamkan di puncak gunung menantikan dini hari, begitu pula Mangkurat ini dimakamkan di atas bukit buatan, suatu piramida dengan tiga anak tangga, dan di puncaknya didirikan cungkup yang sederhana,” tulis de Graaf.